Bensin……..cairan ajaib yang banyak dibicarakan orang baik pada pengeborannya, prosesnya pembuatannya, bisnisnya sampai aplikasi dilapangan! Lanjut ke aplikasinya aja, tapi kalo ada salah mohon dikoreksi! maklumlah waktu sekolah gak pernah tune-in!
Bensin, banyak jenisnya dan dalam penetapan angka octane ada beberapa teknik! ada yang pake RON/ MON dan ada juga yang memakai Fluid Catalytic Cracked Gasoline. Para Engineer biasanya gak mau membandingkan hasil octane dari kedua teknik tersebut karena rantai karbon yang berbeda. Ada juga dengan teknik isomer-isasi (tapi hasilnya belum menemukan titik terang).
di Indonesia orang umumnya menakar kualitas bensin dengan angka octane (RON). ada yang berpendapat dengan angka RON tinggi, bensin lebih tahan digebuk kompresi mesin yang tinggi. Lha pertanyaan yang sering muncul begini “Bro, aku dah ganti bensin pake pertamax kok masih ngelitik di RPM tinggi saat motor dibawa jalan?” Nah lo, njawabnya gimana……….”padahal kalo RPM rendah oke2 aja, motor juga msh STD”. Trus ngurutnya gimana nih?
Woke penulis sedikit basa-basi dulu deh, bensin sebenarnya terdiri dari campuran n-heptana (RON 0) dan iso-octana (RON 100) dalam kondisi pure/murni! jadi kalo octane bensin 90 berarti 90% iso octane dan 10%n-heptana..yah kira-kira begitu. berarti premium dan pertamax bisa dicampur yak? kan cuma beda komposisi berat saja?! untuk sementara jawaban seperti itu benar!
Lanjut lagi…..dalam prosesnya bahan bensin akan diblending dengan zat additif. kalo ini tergantung perusahaan lho ya, karena setiap bensin beda peruntukannya. pada bensol/avgas bensin ini akan ditambah Pb atau timbal agar nilai octannya naik. pada premix atau super TT (jaman dulu) bensin akan di mix sama MTBE…nah sekarang pun begitu antara premium, pertamax dan pertamax + akan diblend dengan additif supaya rantai hidrocarbon tidak sederhana lagi (lurus), dengan bercabangnya rantai hidrocarbon akan membuat ikatan kimia semakin kuat, sehingga ketika menerima kompresi tinggi O2 tidak akan mudah lepas! karena begitu lepas dari ikatan carbon, oksigen akan memicu pembakaran meskipun busi belum memantik (nyala). kalo mpe kejadian mesin ente ngelitik!
Diblend pakai mesin dan proses kimia yang rumit saja kualitas bensin masih dipertanyakan kok…lalu bagaimana seumpama premium dicampur dengan pertamax?! kalo nyampurnya sih nyampur tapi secara kimia tidak nyampur! karena ikatan hidrocarbon telah berubah saat proses blending dan refining! So jawaban pada statement diatas gak jadi benar dong?! monggo diterjemahkan sendiri………
trus gimana jawaban dari pertanyaan pake pertamax masih ngelitik! Sebenarnya angka octane tidak diukur dari nilai RON saja karena RON diukur pada beban rendah. Untuk mengukur pada beban tinggi digunakan angka octane MON, selisih RON dan MON bisa mencapai angka 15! bayangin aja jika pertamax itu angka RON 92 trus angka MON cuma 80, sementara rasio kompresi mesin brother 10:1………cilaka 12, mesin bisa bubar! perusahaan minyak indonesia sendiri tidak pernah merilis angka MON! Bagi yang penasaran ingin menentukan nilai MON dan RON bisa dicoba dengan standart ASTM D 2700 (MON) dan ASTM D 2699 untuk RON. tetapi harusnya pihak yang berkompeten menghitung angka octane dengan menjumlah nilai RON dan MON kemudian di bagi 2!
trus apa bedanya ya pake bensin kerang lebih irit dari pada bensin keluaran kuda laut, padahal oktanya sama?! dengan selisih angka RON dan MON kecil maka konsumen tidak akan tertipu! kompresi yang sesuai dengan oktane bensin tidak akan menimbulkan masalah ketika digeber pada RPM tinggi, ato jika pengapian disetting advance/maju! ujung2nya tenaga yang diperoleh sebanding dengan kalori BBM tersebut!
wah pasti muter2 ya penjelasannya……emang ribet kok! jadi jangan merasa dibohongi ya kalo udah pake bensin bagus tapi tenaga tetep payah di RPM tinggi. Pindah aja ama bensin yang nilai RON dan MON-nya gak selisih jauh! Ngomong-ngomong dari beberapa penelitian kalori premium dan pertamax tinggian premium! ada yang tahu data pastinya gak?
Wah pengetahuan baru, tapi perlu pembuktian bro, dengan berbagai data dan analisa
betul, tapi siapa yang pengen ngetes yak…nanti aku dikasih datanya….biar bisa tak tampilin
Ooooh gitu ya? nggak ngeh…^_^…
rung candhak..!!!
yah besok2 juga ngerti sendiri……….
wes ketemu…
ketemu apane?
dr artikel di atas ada kata2 O2 lepas dari bensin..juga, bensin = heptana + iso oktana.
heptana= C7H16
iso oktana= C8H18 (heptana ketambahan 1 gugus metil di atom C no.2 pd rantai utama.
trus kok ada O2 lepas dr bensin ya?
mohon koreksi
kan reaksi kimianya CxHy+O2 => CO2+H2O
nah kalo sebelum busi menyala ikatan CxHy+O2 lepas (O2 lepas dari CxHy/bensin)…O2 akan terbakar….pembakaran kan terjadi jika ada molekul oksigen………2H2+O2 =>2H2O
ooo… betul, itu reaksi pembakaran. awalnya saya bingung dgn kalimat tersbt di atas. mungkin yg anda maksud begini:
CxHy dg rantai cabang (iso oktana/pertamax) lbh sulit terbakar dibanding yg rantai lurus (n-heptana/premium) saat ada O2 dan kompresi lbh tinggi. jd terbakarnya “bs lbih sabar” nunggu busi mematik api. begitu?
tp CxHy bukan berikatan dgn O2, melainkan bereaksi. trus yg kebakar adlh bensin/CxHy, bkn O2, krn O2 berperan sbg pembakar. kl mw nyalain api bgmanapun tanpa O2 maka ga akan nyala.
demikian dr saya.maaf kl ada salah,wong masih trs bljar. ditunggu artikel2 bermanfaat lainnya..dti-oli-motor-kesayangan-bebas-kok-asal/L
sebenarnya yang terbakar itu hidrogen mas….karena oksigen cuma sebagai oksidator kok…..makanya reaksi pembakaran dikenal juga sebagai reaksi oksidasi (oksigen)….matur nuwun koreksinya…mungkin pemilihan katanya rancu! sumonggo di share lagi
kl menurut pljran kimia yg saya terima dulu, reaksi pembakaran ya seperti yg mbak/mas sampaikan di atas: CxHy + O2 = CO2 + H2O.
O (oksigen) nemplok ke C dan jg H, artinya ga cm H yg kebakar,tp satu kesatuan rantai CxHy.
kl menurut mbak/mas, reaksi oksidasi alkohol menjadi aldehid, aldehid mjd keton, keton mjd karboksilat, dst, termasuk reaksi pembakaran bkn?
lha trus solusine?