Yeah….lagi-lagi arogansi pemerintahan mencuat ke publik, adu domba antar lapisan masyarakat sering dilakukan, hanya untuk kekuasaan (politik) dan ekonomi semata….kalau benar ini management konflik untuk mengalihkan kasus bank Century ya kebangetan, karena sampai mengorbankan nyawa aparat yang dalam struktur sosial merupakan rakyat kecil. Keluarga dibikin bangga karena salah satu anggota keluarga meninggal saat bertugas! Sebuah ironi dan pembodohan atas keluarga korban saja.
Kejadian berdarah : Rusuh Koja dalam membela Makam Mbah Priuk
Dalam situasi yang panas dan sama-sama ngotot, satpol PP merangsek masuk dan menyerang warga. Warga yang telah mempersenjatai diri berusaha melawan bahkan anak-anak dibawah umur banyak yang ikut! Kenapa hal ini sampai terjadi? Apa yang di lindungi masyarakat? Kenapa pemerintah juga ngotot, adakah motif tertentu dalam pengambil-alihan lahan? Sebenarnya inilah yang harus dipahami oleh elit pemerintahan. Kalo pasar atau lapak liar digusur tidak mungkin serunyam kejadian ini. Tetapi masyarakat disini membela keyakinannya. Entah itu musyrik atau khurofat, jelas bahwa warga menganggap makam tersebut sesuatu yang sakral, yang membawa berkah dan jika diganggu akan membawa malapetaka atau pagebluk! Jangan heran jika dampaknya meluas, bahkan menyebar ke dunia lain (dunia maya) dan banyak orang turun kejalan dan melakukan anarkis. Para elit pemerintahan mungkin tidak menyimak perang antara orang israel dan palestina! atau orang amerika yang dengan bodoh menyerang kota-kota suci di iraq…..perang tersebut berlangsung sengit dan bahkan sampai puluhan tahun hanya untuk mempertahankan situs/makam atau cikal bakal suatu kepercayaan.
Adakah tujuan tertentu bagi elit pemerintahan?
Bagi elit pemerintahan, motif utama jelas masalah ekonomi. Hal terebut telah terlontar dari mulut Hariyanto Bajuri selaku Kumendan satpol PP ketika diwawancarai sebuah stasiun televisi. Sikap tamak dan haus harta yang menjadikan kaum elit politik bersikap arogan dan semena-mena dalam menentukan kebijakan, bahkan mengabaikan kebutuhan beragama dalam masyarakat dan selalu menindas rakyat kecil dengan dalih untuk kemakmuran bangsa dan didasarkan atas putusan hukum! Maklum saja…dalam pilkada mereka telah mengeluarkan modal besar!
Adakah isu pengalihan informasi dari kasus Century? Jika benar adanya sangat disayangkan, karena setelah jatuh korban kegiatan tersebut tetap dilakukan dan aparat terkesan cuci tangan. tidak ada upaya pencegahan, bahkan seorang Habieb Riziq yang penuh kontroversi di sebagian masyarakat turun untuk melakukan mediasi!
Dari Ilmu Sosiologi
Kejadian seperti ini tidak terjadi di Indonesia saja, bahkan di Amerika hal seperti ini telah berlangsung lama. Seorang ahli Sosial telah melakukan penelitian tentang teori konflik. Charles. W. Mills (1956), mempunyai pengertian bahwa elit kekuasaan dikomposisikan dari orang-orang yang memungkinkan mereka melebihi lingkungan biasa dari orang-orang biasa, laki-laki atau perempuan; mereka ada di posisi pembuat keputusan yang memiliki konsekuensi besar. Mereka menempati posisi pimpinan strategis dari struktur sosial, seperti pimpinan partai politik atau keagamaan, dimana dipusatkan alat-alat efektif dari kekuasaan dan kekayaan dan kemasyuran dimana mereka menikmatinya
Charles W. Mills telah melakukan studi kritis terhadap struktur sosial Amerika. Dalam bukunya The Power Elite (1956). Mills memberikan kritik terhadap struktur sosial Amerika yang cenderung menindas masyarakat, melalui elit-elit berkuasa di sana. Analisis sosiologi Mills sebenarnya sering diposisikan sebagai aliran sosiologi skeptis karena ia tidak secara langsung memberikan identitas pemikirannya sebagai aliran kritis. Walaupun demikian pemikiran sosiologi Mills tepat untuk disebut sebagai Sosiologi kritik, dengan pengembangan analisis kritis terhadap struktur kekuasaan di Amerika mengenai kelompok-kelompok elit kekuasaan yang mendominasi masyarakat
Mills tidak sepakat terhadap dua hubungan konflik yang hanya terdiri dari dimensi ekonomi, dia lebih sepakat terhadap paparan Weber tentang terbaginya stratifikasi sosial kedalam tiga dimensi, ekonomi, prestis, dan politik. Mills sendiri melihat hubungan konflik, yang mengandaikan hubungan dominasi, sangat dipengaruhi oleh ekonomi dan politik. Mills melakukan riset terhadap struktur kekuasan Amerika yang dari penelitian itu diperoleh suatu hubungan dominatif, dimana stukrur sosial dikuasi elit dan rakyat adalah pihak ada di bawah kontrol politisnya. Hubungan dominatif itu muncul karena elit-elit berusaha memperoleh dukungan politis rakyat demi kepentingan mobilitas vertikal mereka secara ekonomi dan politik. Elit-elit itu adalah militer, politisi, dan para pengusaha (ekonomi).Mills menemukan bahwa mereka, para elit kekuasaan, mempunyai kencederungan untuk kaya, baik diperoleh melalui investasi atau duduk dalam posisi eksekutif. Satu hal penting lagi, mereka yang termasuk dalam elit kekuasaan sering kali pindah dari satu bidang yang posisinya tinggi dalam bidang yang lain.
Moga-moga saja kejadian seperti ini tidak terulang. Bagaimana jadinya jika sampai meluas seperti kerusahan mei 98. meski esensinya tidak kuat dan dalam eskalasi kecil, ketimpangan ekonomi secara tidak langsung cepat menyulut emosi masyarakat. Apalagi isu yang dihembuskan merupakan isu agama! Hal yang sangat sensitif bagi negri ini..semoga jadi pembelajaran dan turut berduka cita bagi korban bentrokan dan keluarga yang notabene masyarakat kecil.
Contohnya pemkot Solo…yang bisa memindahkan PKL me lokasi baru dengan cara dan sosialisasi yang bagus, sehingga masyarakat bisa menerima.
salam
http://thomasandrianto.wordpress.com/2010/04/12/p-s-i-love-you/
Saya juga salut terhadap pemkot solo yang telah memberi solusi kepada pedagang saat pasar klitikan (pasar legi) dipindahkan! Kebetulan pernah jadi warga solo 7tahun….
setidaknya beberapa hal yang amat ceroboh dilakukan pemerintah
1> statmen wagub DKI yang menyatakn bahwa semua ganti rugi telah dibayar kepada ahli waris. kemudian statmen bahwa makam mbah priuk sudah dibongkar, dan setelah dikonfirmasi ternyata du hal itu bohong belaka, ini menunjukkan bahwa wagub asal ngomong hanya mengandalkan laporan bawahan tanpa coss check ke sumber.
2. Tanjung priuk adalah daerahdalam tanda petik “panas” ketika menyulut api pasti langsung terbakar.
3. Mbah priuk adalah fenomenal di kalangan Habaib dan masyarakat betawi khususnya dan masyarkat muslim umumnya, membuat perkara dengan makam mbah priuk adalah sama saja menatang para habaib dan wadyabalanya termasuk fpi, fbr, banser dlll.
tidakkah pemda mempunya analisator sosila macem bu martini HEHEHE sori mencatut nama, yang bisa memberikan analisa dampak sosial suatu kebijakan, apakah semua sudah tertutuip uang ataukah arogansi menutupi akal sehat mereka, wallahu a’lam hanya Allah dan mereka sendiri yang tahu.
semoga kinerja pemerintah kedepan lebih baik…walaupun kecil harapannya!
gengsi para pemimpin tinggi banget soalnya!
semoga pak martono yah
yang mengasuh masalah sosial tetep ibu martini…………yang berbau otomotif baru bapak martono……ups…bapak-e luky